SEJARAH DESA JIMBE
Asal – usul / Legenda Desa
Mengenai sejarah Desa Jimbe tidak terdapat prasasti-prasasti yang dapat memastikan asal mulanya Desa Jimbe. Berdasarkan hasil musyawarah para sesepuh Desa, dan para tokoh masyarakat bersama-sam Pemerintahan Desa, yang dapat dianggap pasti Desa Jimbe berdirinya diperkirakan pada tahun 1850 M.
Konon menurut cerita pada waktu jaman Mojopahit, ada orang yang namanya “ EMPU SUPO “ telah mendapat perintah dari Sang Prabu BRAWIJAYA, untuk mencari Pusaka Kraton yang telah Murco ( hilang ), yaitu Pusaka “ KYAI SANGKELAT “.
EMPU SUPO Berangkat mencari kesana – kemari ( Jajah Deso Milangkori ) namun pusaka dimaksud belum juga ditemukan, akhirnya dating disuatu tempat dan beristirahat beberapa bulan lamanya sambil bersemedi. Disamping tekun bersemedi, juga sempat membuat Pusaka yang sampai sekarang tempat ( Petilasan ) membuat Pusak-pusaka itu disebut “ UMYANG “ yang sekarang tekenal dengan nama sebutan danyangan “ MBAH UMYANG “ Jimbe. Oleh kerena itu masih merupakan hutan belantara, EMPU SUPO hanya sendirian saja dan merasa kesepian tanpa adanya kawan, maka EMPU SUPO memohon Kepada Yang Maha Kuasa, agar diberi Nugroho seorang teman. Pada waktu EMPU SUPO bersemedi telah mendapat sabda ialah “ JIMBE BAE “ dan sabda itu telah menjadi kenyataan dan tanpa diketahui Sangkan Parane Dumadi (asal mulanya) telah ada manusia yang merupakan jelmaan dari JIM, maka sampai sekarang Desa Jimbe berasal dari kata “ JIM BAE “.
Selanjutnya EMPU SUPO, telah dapat menemukan kembali Pusaka yang dicari-cari yaitu Pusaka Kraton Mojopahit yang telah lama hilang itu, mak EMPU SUPO terus kembali ke Kraton, dan teman dari JIM serta kawan-kawanya disuruh kembali, tempatnya di muara sungai Jimbe, sehingga sekarang tempat tersebut dinamakan “ SETAN KONDUR “.
Sebelum tahun 1850 Desa Jimbe tersebut masih merupakan Hutan belantara kayu jati, kemudian oleh orang yang namanya Eyang WONODIKROMO, Sebagai orang yang disebut Cikal Bakal Desa Jimbe, bersama-sama beberapa orang lainya menebang hutan disebelah barat sungai Jimbe, untuk dijadikan lahan pertanian dan perumahan tempat tinggal.
Makin lama makin bertambah pula pendatangnya, dan kira-kira pada tahun 1970 dijadikan suatu pedukuhan dari Desa Kademangan, dan Eyang WONODIKROMO dijadikan Kamituwo Dukuh Jimbe.
Selanjutnya daerah yang sebelah timur sungai Jimbe, yang pada waktu itu masih merupakan hutan jati,kira-kira pada tahun 1880, dibabat oleh rakyat sekitarnya, digunakan untuk tanah pertanian dan rumah-rumah tempat tinggal.Banyak kayu yang ditebang dan besar-besartidak dapat diangkut, hanya di glundung-glundungkan saja dengan kekuatan tenaga manusia ke sungai brantas,sehingga pada saat itu banyah pula terjadinya kecelakaan. Diantarnya seorang tokoh masyarakat pada waktu itu yang digulungolehsebuah batang besar sehingga meninggal dunia seketika itu juga, maka darah ini disebut “GULUNGAN“
Tambah tahun makin banyak penduduknya yang dating dari daerah lain, maka ketika pada tahun 1896, dukuh Jimbe dijadikan desa tersendiri, lepas dari desa Kademangan . sedang daerah sebelah Timur sungai Jimbe dijadikan pedukuhan dari Desa Jimbe yang dinamakan Dukuh Gulungan, yang diasuh oleh seorang Kamituwo.
Nara Sumber Markoeat diambil dari Buku Monografi Desa Jimbe Tahun 1984
Kepemimpinan Desa
Selanjutnya Kepala Desa berikutnya secara bergilir masing – masing adalah :
- Nama : Surorubijo – Menjabat tahun 1896 s.d 1916
- Nama : Kartodarmo – Menjabat tahun 1916 s.d 1941
- Nama : Wariman Menjabat tahun 1941s.d 3 bulan
- Nama : Kartonadi Menjabat tahun 1941 s.d 1963
- Nama : Djamal Menjabat tahun 1963 s.d 1966
- Nama : Markoeat Menjabat tahun 1966 s.d 1989
- Nama : Soepangat Menjabat tahun 1990 s.d 1998
- Nama : Rofi’i Menjabat tahun 2001 s.d 2013
- Nama : Supriyanto Menjabat tahun 2013 s.d 2018
- Nama : HERU SETYAWAN, S.Pd, SE (Pj. Kades) Menjabat tahun 2018 s.d 2019
- Nama : Fendi Gira Santoso, S.Sos Menjabat tahun 2019 s.d sekarang
Pembangunan Desa
Dari mulai berdirinya menjadi sebuah desa yang diakui oleh pemerintah dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan walaupun belum sampai pada pemenuhan kebutuhan dasar, sehingga kepada Pemerintah Desa bersama masyarakat dan tokoh tokoh yang ada di Desa Jimbe mempunyai kewajiban untuk menghargai pendiri desa dengan melanjutkan membangun bersama – sama, saling bahu membahu dengan semangat kegotong royongan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama
Kebijakan pembagunan desa yang menyolok pada saat pemerintahan orde baru adalah sangat ditentukan oleh swadaya kemandirian masyarakat warga desa yang di dukung adanya dana subsidi Pemerintah Pusat yang setiap tahun diberikan. Berbeda dengan sekarang dengan adanya UU Nomor 33 Tahun 2004 yang mengatur keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, desa mendapatkan kucuran Dana ADD.bagian dari DAU Pemerintah Kabupaten dari Pemerintah Pusat.
Kondisi Geografis
Secara geografis Desa Jimbe merupakan kawasan yang potensial terbukti keberadaan kawasan areal persawahan yang subur, dengan curah hujan yang cukup tinggi.. Secara Administratif Desa Jimbe berada di wilayah Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar sehingga posisi Desa Jimbe berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Sungai Brantas
- Sebelah Timur : Kelurahan kademangan
- Sebelah Selatan : Desa Plumpungrejo
- Sebelah Barat : Perbatasan Kabupaten Tulungagung
Jarak Desa Jimbe dengan Kantor Kecamatan Sekitar 10 Km dan jarak dengan Kantor Kabupaten sekitar 9 Km. Apabila ukuran dari permukaan laut maka posisi Desa Jimbe berada di Ketinggian antara 175 meter diatas permukaan laut
Kondisi Fisik Desa
Luas Desa Jimbe : 257,925 Ha, terdiri dari :
- Tanah sawah irigasi teknis : 40 Ha
- Tanah ladang/tegal : 70 Ha
- Tanah pemukiman : 125 Ha
- Tanah kas desa : 13 Ha
- Tanah lapangan: 0.5 Ha
- Tanah perkantoran pemerintahan: 0.4 Ha